Algoritma Link-State

Link-State

Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma
shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari
informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak
spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router.
Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router
dan bagaimana mereka inter-koneksi.

Fitur-fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
- Link-state advertisement (LSA) – adalah paket kecil dari informasi
routing yang dikirim antar router

- Topological database – adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA
- SPF algorithm – adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil
dari pohon SPF
- Routing table – adalah daftar rute dan interface












Konsep Link-State

Proses discovery dari routing link-state
Ketika router melakukan pertukaran LSA, dimulai dengan jaringan yang

terhubung langsung tentang informasi yang mereka miliki. Masing-masing
router membangun database topologi yang berisi pertukaran informasi LSA.
Algoritma SPF menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun
logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini
berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol
link-state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk
memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface ke jaringan yang
dituju dalam table routing. Link-state juga memperbaiki database topologi
yang lain dari elemen-elemen topologi dan status secara detail.















Gambar 10.2 jaringan link-state discovery

Router pertama yang mempelajari perubahan topologi link-state melewatkan
informasi sehingga semua router dapat menggunakannya untuk proses
update. Gambar 10.3 adalah informasi routing dikirim ke semua router dalam

internetwork. Untuk mencapai keadaan konvergen, setiap router mempelajari
router-router tetangganya. Termasuk nama dari router-router tetangganya,
status interface dan cost dari link ke tetangganya. Router membentuk paket
LSA yang mendaftar informasi ini dari tetangga-tetangga baru, perubahan
cost link dan link-link yang tidak lagi valid. Paket LSA ini kemudian dikirim
keluar sehinggan semua router-router lain menerima itu.










Gambar 10.3 perubahan topologi link-state

Pada saat router menerima LSA, ia kemudian meng-update table routing
dengan sebagian besar informasi yang terbaru. Data hasil perhitungan
digunakan untuk membuat peta internetwork dan lagoritma SPF digunakan
untuk menghitung jalur terpendek ke jaringan lain. Setiap waktu paket LSA
menyebabkan perubahan ke database link-state, kemudian SPF melakukan
perhitungan ulang untuk jalur terbaik dan meng-update table routing.
Ada beberapa titik berat yang berhubungan dengan protokol link-state:

- Processor overhead
- Kebutuhan memori
- Konsumsi bandwidth

Router-router yang menggunakan protokol link-state membutuhkan memori
lebih dan proses data yang lebih daripada router-router yang menggunakan
protokol distance vector. Router link-state membutuhkan memori yang cukup
untuk menangani semua informasi dari database, pohon topologi dan table
routing. Gambar 10.4 menunjukkan inisialisasi paket flooding link-state yang
mengkonsumsi bandwidth. Pada proses inisial discovery, semua router yang
menggunakan protokol routing link-state mengirimkan paket LSA ke semua
router tetangganya. Peristiwa ini menyebabkan pengurangan bandwidth yang
tersedia untuk me-routing trafik yang membawa data user. Setelah inisial
flooding ini, protokol routing link-state secara umum membutuhkan bandwidth
minimal untuk mengirim paket-paket LSA yang menyebabkan perubahan
topologi.

starstarstar

0 komentar:

 

Dewi Lusita Copyright © 2010