DNS (Domain Name System) Server

Sejarah DNS


Sebelum dipergunakannya DNS, jaringan komputer menggunakan HOSTS files yang berisi informasi dari nama komputer dan IP address-nya. Di Internet, file ini dikelola secara terpusat dan di setiap loaksi harus di copy versi terbaru dari HOSTS files, dari sini bisa dibayangkan betapa repotnya jika ada penambahan 1 komputer di jaringan, maka kita harus copy versi terbaru file ini ke setiap lokasi. Dengan
makin meluasnya jaringan internet, hal ini makin merepotkan, akhirnya dibuatkan sebuah solusi dimana DNS di desain menggantikan fungsi HOSTS files,




dengan kelebihan unlimited database size, dan performace yang baik. DNS adalah sebuah aplikasi services di Internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address. Sebagai contoh, www untuk penggunaan di Internet, lalu diketikan nama domain, misalnya: yahoo.com maka akan di petakan ke sebuah IP mis 202.68.0.134. Jadi DNS dapat di analogikan pada pemakaian buku telepon, dimana orang yang kita kenal berdasarkan nama untuk menghubunginya kita harus memutar nomor telepon di pesawat telepon. Sama persis, host komputer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server ke DNS, lalu oleh DNS dipetakan ke IP address.


Domain Name System (DNS)

Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki keunggulan seperti:

  1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).
  2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah.
  3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.

Prinsip Kerja Pendelegasian Domain

Sistem database yang digunakan DNS adalah sistem hirarki. Sistem ini dipilih karena sistem ini cocok
digunakan untuk sistem terdistribusi, konsisten untuk setiap host, dan updateable. Sistem ini digambarkan
sebagai sebuah tree yang memiliki beberapa cabang. Cabang-cabang ini mewakili domain, dan dapat berupa
host, subdomain, ataupun top level domain, yang digambarkan sebagai berikut:

Domain teratas adalah root. Domain ini diwakili oleh titik. Selanjutnya, domain yang terletak tepat di
bawah root disebut top level domain. Beberapa contoh top level domain ini antara lain com, edu, gov, dan
lain-lain. Turunan dari top level domain disebut subdomain. Domain yang terletak setelah top level domain
adalah second level domain, dan domain yang berada di bawah second level domain disebut third level
domain, begitu seterusnya.
Pembentukan dan pembacaannya dimulai dari node yang paling bawah berurut dari node yang paling
bawah hingga node yang paling atas (root). Sebagai contoh untuk nama host pandu.ee.ugm.ac.id. kita dapat
menguraikan domainnya menjadi :
. merupakan root domain,
id merupakan top level domain,
ac merupakan second level domain,
ugm merupakan third level domain,
ee merupakan fourth level domain,
pandu merupakan fifth level domain yang menunjukkan nama host.
Dari contoh di atas kita dapat mengetahui aturan penulisan nama host, yaitu dimulai dari kiri ke kanan
untuk node yang paling bawah hingga node yang paling atas, dan setiap domain dipisahkan dengan titik.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa selain berfungsi untuk mapping alamat IP ke nama host,
DNS juga berfungsi sebaliknya, yaitu reverse mapping dari nama host ke alamat IP. Masalah aturan
mapping dan reverse mapping ini akan dibahas pada bagian konfigurasi zone.
Sistem hirarki DNS di atas tentunya tidak mungkin di atur oleh satu server saja. Sistem hirarki DNS ini
dipecah-pecah menjadi zona-zona. Sebuah zona meliputi seluruh host yang terdapat di dalam sebuah domain
dan dapat berupa level domain yang mana saja. Di dalam sebuah jaringan, setiap zona harus memiliki name server sendiri. Name server inilah yang akan melayani penerjemahan dari IP ke nama host atau sebaliknya di zona yang bersangkutan. Jika pada suatu domain ingin dibentuk zona baru, maka kita dapat membuat sebuah primary name server yang akan mengarahkan setiap request mapping ke name server yang authoritative. Penggunaan lebih dari satu name server ini bertujuan untuk membagi beban kerja name server dan sebagai sistem backup name server. Perbedaan antara primary name server dengan secondary name server terletak dari bagaimana name server itu memperoleh datanya. Primary name server memperoleh data dari data yang tersimpan di harddisknya, sedangkan secondary name server memperoleh data dari data replika yang ia peroleh dari primary server name. Dengan demikian, untuk setiap perubahan data dalam DNS, kita cukup mengubah data pada primary name server-nya saja.


Struktur DNS

Domain Name Space merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi
menjadi beberapa bagian diantaranya:
Sebuah nama domain biasanya terdiri dari dua bagian atau lebih (secara teknis disebut label), dipisahkan
dengan titik. Label paling kanan menyatakan top-level domain - domain tingkat atas/tinggi (misalkan, alamat
www.bestcyber.blogspot.com memiliki top-level domain com). Setiap label di sebelah kirinya menyatakan sebuah sub-divisi atau subdomain dari domain yang lebih tinggi. Catatan: "subdomain" menyatakan ketergantungan relatif, bukan absolut. Contoh: blogspot.com merupakan subdomain dari domain com, dan bestcyber.blogspot.com dapat membentuk subdomain dari domain blogspot.com (pada prakteknya, bestcyber.blospot.com sesungguhnya mewakili sebuah nama host). Secara teori, pembagian seperti ini dapat mencapai kedalaman 127 level, dan setiap label dapat terbentuk sampai dengan 63 karakter, selama total nama domain tidak melebihi panjang 255 karakter. Tetapi secara praktek, beberapa pendaftar nama domain (domain name registry) memiliki batas yang lebih sedikit. Terakhir, bagian paling kiri dari bagian nama domain (biasanya) menyatakan nama host. Sisa dari nama domain menyatakan cara untuk membangun jalur logis untuk informasi yang dibutuhkan; nama host adalah tujuan sebenarnya dari nama sistem yang dicari alamat IP-nya. Contoh: nama domain www.bestcyber.blogspot.com memiliki nama host "www".
DNS memiliki kumpulan hirarki dari DNS servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau
lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informas tentang domain
tersebut dan nama-nama server dari setiap domain di-"bawah"-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root
servers- induk server nama: server yang ditanyakan ketika mencari (menyelesaikan/resolving) dari sebuah
nama domain tertinggi (top-level domain)..



0 komentar:

 

Dewi Lusita Copyright © 2010